::-webkit-scrollbar { height:12px; width: 12px; background: #66ccFF; } ::-webkit-scrollbar-thumb { background-color: #FFcc66; -moz-border-radius: 10px; border-radius: 10px; }
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Apakah Boleh Berpacaran?

Assalamualaikum.
Alhamdulillah masih bisa posting lagi nih pada kesempatan kali ini berkat Allah yang Maha Kuasa yang melimpahkan nikmatNya.
Nah lho, gimana setelah baca judul di atas? Apakah boleh berpacaran? Baik, kita mulai postingan ini dari akarnya yaa.
Pacaran adalah suatu fenomema sosial yang paling sering dibicarakan. Apalagi di kalangan remaja, udah booming banget kali. Tapi ternyata bukan hanya di kalangan remaja aja. Ternyata anak kecil seumuran SD aja udah ada yang berani pacaran. Waduuh, lulus aja masih lama banget, kerjaan gak ada, mau ngasih jajan pacarnya dari sopooo? Aneh dunia ini.
Apa sih itu pacaran? Alaah, jangan sok polos deh. Semua orang pasti tahu apa itu pacaran. Kalau ane tanya teman-teman di sekolah, jawabannya beragam. Tapi kalau disimpulkan, yang paling banyak adalah begini “Pacaran itu suatu hubungan yang mengikat antara dua orang berlawanan jenis yang saling memiliki perasaan cinta, di mana perasaan itu saling berbalas” ciee hahaha ane jadi pengin ketawa dengernya.
Sebenarnya pacaran itu bukan berasal dari Indonesia Negeri Kita Tercinta ini. Tapi asal muasalnya dari Prancis. Ini sebabnya kenapa Prancis dibilang negara romantis. Lalu kenapa bisa sampai di Indonesia? Namanya juga dunia, apasih yang gak bisa dicari selama berhubungan dengan manusia dan yang ada di dunia? Kita kan bisa dengan mudah mengetahui banyak budaya asing. Bahkan yang parahnya kalau kita mudah mengadopsi budaya asing seperti pacaran ini.
Kenapa sih kok orang-orang bisa pacaran? Kalo ada pertanyaan begitu, pasti dijawabnya dengan semboyan “Dari mata, turun ke hati”. Ya, apa itu? Jawabannya adalah CINTA. Karena kalau tidak ada cinta, orang-orang tidak mungkin pacaran, yang ada malah saling tawuran.
Tapi yang perlu kita ketahui, pacaran itu bukanlah realisasi cinta, melainkan realisasi nafsu. Kan sudah disebutkan di postingan sebelumnya kalau cinta itu tak perlu dekat dan lekat. Jika pacaran sudah merujuk ke dekat dan lekat, maka itu hukumnya tidak boleh. Sudah tahu tidak diperbolehkan, tapi masih saja dilakoni. Bukankah itu egois? Allah saja sudah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Mengapa pacaran dibilang sebagai realisasi nafsu? Karena aktivitas pacaran memang tidak wajar menurut Islam. Dengan berpegangan tangannya, berpelukannya, berboncengannya, sampai pada sesuatu yang bertanda kutipnya. Dosa sangat itu buuu..
Walau mungkin tidak semua yang berpacaran itu macam begitu, tapi perlu diingat bahwa pacaran adalah awal dari banyaknya kasus zina. Meskipun bentuknya pacaran sehat, pacaran islami, dan model-model pacaran lainnya. Tetap aja itu hanya label. Tidak ada kata pacaran dalam Islam, Sob.
Pacaran itu tidak haram, tapi juga tidak halal. Terus apa? Ya pacaran itu bid’ah. Tahu kan bid’ah? Itu lho sesuatu yang diada-adakan. Dan sudah jelas bahwa hukum dari sesuatu yang bid’ah itu tidak boleh dan sangat tidak dianjurkan. Berarti? Pacaran itu tidak boleh guys.
Lalu kalau ada kasus pacaran islami yang berpacaran hanya untuk mengajak shalat tahajud bareng, ngaji bareng, shalat bareng karena imamnya si dia, dakwah bareng, dan segala bareng dalam beribadah gimana? Ane suka pengin ketawa mendengar kasus begituan. Kalau kita teliti lagi, tujuan dari ibadah yang mereka lakukan adalah ingin bersama-sama dengan si pacar dan ingin dicap shaleh/shalehah sama pacarnya. Right? Mungkin kalau mereka udah putus, semangat ibadahnya bisa saja berkurang karena gak bareng si pacar lagi. Kekanak-kanakkan banget kan.
Ane juga yakin, teman-teman pasti pada tahu kalau pacaran itu tidak ada dalam Islam. Terus kenapa mengada-ngadakan pacaran islami? Itu sama aja seperti ingin mewujudkan keinginan yang terlarang dengan mengatas namakan Islam. Sekali lagi, pacaran dalam Islam itu gak ada woooy, gak adaaa. Tapi kan namanya juga manusia, ada yang otaknya nyambung, ada juga yang uratnya mengkol. Yang nyambung pasti sadar dan bertobat. Lah yang uratnya mengkol? Mencari jalur biar bisa pacarannya juga mengkol, salah satunya dengan mengadakan pacaran sehat, islami, dan lain sebagainya.
Orang-orang yang berpacaran kebanyakan punya rasa takut kalau pasangannya keburu direbut orang. Hei, jodoh itu di tangan Allah. Segala bentuk rizki, entah itu uang, jodoh, nikmat, harta, nasib, semuanya ditentukan oleh Allah. Jangan takut keduluan sama orang lain, broo. Allah sudah menyediakan jodoh terbaik dan yang baik untuk kita kelak. Ingat, pacarmu bukanlah yang terbaik untukmu. Yang terbaik hanyalah dia yang  Allah ciptakan untukmu. Jodoh itu tak akan lari. Gak kayak pacar yang hobinya kaclep dan bikin kesel, right?
Tak perlu pacaran kalau teman-teman di sini menginginkan si dia. Masih ada doa yang bisa kita panjatkan. Doa lebih mulia daripada pacaran. Doa bisa lebih cepat sampai, sedangkan pacaran? Yang ada malah nambah dosa. Coba berdoa biar suatu saat rasa cinta yang kamu pendam untuk dia bisa terealisasikan di waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dan di saat yang tepat.
Tapii jangan samakan pacaran dengan ta’aruf. Saat ada kakak mahasiswa yang mengajar di kelas ane untuk tugas menerangkan mata pelajaran agama, ia bilang bahwa pacaran dan ta’aruf itu sama. Yang beda hanya aktivitasnya. Menurut ane ini adalah pemikiran yang salah. Ta’aruf hanya sesi perkenalan sebelum melamar. Dan yang perlu diketahui dalam ta’aruf hanyalah latar belakangnya, imannya, dan hartanya. Cukup, tak usah berlebihan kenalnya. Kan kalau sudah menikah nanti tahu sendiri.
Kenapa sih kebelet banget? Sampai-sampai rasanya menjomblo itu selalu galau. Please ya, zaman udah jauh gini kok masih galau mikirin status? Jomblo itu lebih terhormat daripada mereka yang saling bersentuhan tanpa ikatan. Jangan takut kehabisan, manusia di dunia ini banyak lho. Bukan cuma dia yang dicinta aja. Bisa jadi orang yang kamu cinta sekarang, nantinya menjadi orang yang paling kamu benci.
Sudahlah, ada Allah Sang Penentu segalanya. Dia yang berhak mengatur kita sebagai umatNya. Cintailah Allah. Jangan cinta sama ciptaanNya aja. Pacaran sama Allah kok susah, tapi pacaran sama manusia sampe maunya pholephel (diambil dari kamus alay yang aslinya Forever). Forever dari mana, gan? Umur aja belon tau abisnya kapan, belaga deh pake bilang begitu.
Pacaran bukanlah jalan terbaik mengikat jodoh. Karena pacar belum tentu adalah jodoh kita. Jodoh tak perlu dicari, hanya perlu dijemput aja. Kalau memang sudah ada rasa cinta dan mampu menjemput jodoh yang telah Allah beri, silahkan datangi orang tuanya, pinta ia secara baik, dan nikahilah. Tetapi jika rasa cinta sudah tumbuh di saat diri belum ada kesiapan menikahi, ya sabar dulu. Berdoa saja supaya Allah memberi umur, rizki, dan nasib yang baik untukmu. Bukan memaksakan kehendak dengan pacaran yang tidak tentu arah. Karena Allah sudah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Jangan takut kehabisan jodoh. Setiap manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan sama Allah, seperti yang telah disebutkan dalam surat Adz-Dzariat ayat 49 : “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.
Ingat sob, pacaran itu belum tentu jodoh. Dan jodoh belum tentu pacar kita. Jangan mau diajak pacaran. Bukankah sobat semua pingin jodohnya orang baik? Ya kalau orang yang ngajak pacaran berarti dia gak baik. Kok mau sih sama yang udah pasti menjerumuskan kita dalam api neraka?
Ada juga yang berdalih bahwa “pacaran itu kan indah?”. Aduuh teman-temanku yang dirahmati Allah, jangan tertipu dengan fatamorgana dunia deh. Segala sesuatu yang indah di dunia belum tentu indah di akhirat. Catet! Lagian buat apa melakoni  hal yang nantinya bisa buat kita sakit hati? Nah, kan kalau pacaran kebanyakannya berakhir dengan kata P-U-TU-S. Jleb rasanya kalau udah denger itu hahaha. Akhirnya apa? Susah move on hadir di mana-manaaaa. Bencana “Ngarep mantan” melanda para remaja. Padahal untuk apa sih memikirkan hal-hal yang gak jelas bingit kek gitu? Tuh isi Al-Quran belum kebahas. Mending fikirin diri sobat dulu deh daripada mikirin orang lain sampai nangis atau lupa makan. Belum tentu orang yang ditangisin itu juga nangis mikirin kita.
Coba, lebih indah mana antara jatuh cinta lalu pacaran dengan jatuh cinta tanpa pacaran? Kalau jatuh cinta lalu pacaran, endingnya belum tentu indah. Malah kemungkinan besar endingnya jelek, nyakitin, dan gak ada manfaatnya. Kalau jatuh cinta tanpa pacaran, endingnya kemungkinan besar akan bahagia. Apalagi kalau memang doa-doa yang kita panjatkan itu tersalur dan didengar oleh Allah SWT, aduuh romantis deh ah. Tapi kalau pun tidak bahagia, minimal tidak ada rasa se-sakit diputusin sama pacar. Tuh. Selain tidak menimbulkan dosa, jatuh cinta tanpa pacaran juga tidak menimbulkan akhir yang terlalu nyelekit.
Tapi gimana jika ada kasus macam mencintai seseorang yang akhirnya pacaran dengan sahabat kita? Atau bahkan dia jadian sama orang yang kita benci? Kebanyakan orang sih bilang itu adalah kesakitan yang paling sakit bingit. Alah alay! Harusnya sobat semua bisa berfikir realistis dong. Sobat wajib bersyukur kalau akhirnya orang yang sobat cinta itu pacaran sama orang lain. Oh berarti dia bukan laki-laki atau perempuan yang imannya utuh. Kalau memang orang itu beriman utuh, dia tidak mungkin pacaran. Dan dari situ sobat bisa lihat, dia bukan orang yang tepat.
Di dunia ini sudah banyak banget orang berpacaran. Malah sudah tak terhitung jumlahnya. Kita sebagai Muslim harus apa? Banyak berdoa dan tingkatkan keimanan kita aja. Karena zaman memang tengah melaju ke arah gelombang tsunami yang siap menghancurkan setiap apapun yang dilaluinya.
Jadilah remaja yang aktif dalam semua kegiatan positif. Bukan aktif dalam bidang pacaran. Malu-maluin islam saja. Memangnya yang pacaran gak malu berdua-duaan di halte? Atau pelukan malem-malem di pinggir sawah? Kasian tuh orang tuanya maluu nanti kalau tahu kelakuan anaknya begitu. Dan yang paling utama adalah malu sama Allah. Allah melihat setiap apa yang kita perbuat, guys.

Yaa mungkin sekian dulu postingan tentang pacaran ini. Semoga bisa jadi bermanfaat bagi teman-teman semua :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar