Assalamualaikum.
Alhamdulillah masih bisa posting lagi nih pada kesempatan kali ini berkat Allah yang Maha Kuasa yang melimpahkan nikmatNya.
Alhamdulillah masih bisa posting lagi nih pada kesempatan kali ini berkat Allah yang Maha Kuasa yang melimpahkan nikmatNya.
Nah
lho, gimana setelah baca judul di atas? Apakah boleh berpacaran? Baik, kita
mulai postingan ini dari akarnya yaa.
Pacaran
adalah suatu fenomema sosial yang paling sering dibicarakan. Apalagi di
kalangan remaja, udah booming banget
kali. Tapi ternyata bukan hanya di kalangan remaja aja. Ternyata anak kecil
seumuran SD aja udah ada yang berani pacaran. Waduuh, lulus aja masih lama
banget, kerjaan gak ada, mau ngasih jajan pacarnya dari sopooo? Aneh dunia
ini.
Apa
sih itu pacaran? Alaah, jangan sok polos deh. Semua orang pasti tahu apa itu
pacaran. Kalau ane tanya teman-teman di sekolah, jawabannya beragam. Tapi kalau disimpulkan, yang paling banyak adalah begini “Pacaran itu suatu hubungan yang mengikat antara dua orang berlawanan
jenis yang saling memiliki perasaan cinta, di mana perasaan itu saling berbalas”
ciee hahaha ane jadi pengin ketawa dengernya.
Sebenarnya
pacaran itu bukan berasal dari Indonesia Negeri Kita Tercinta ini. Tapi asal
muasalnya dari Prancis. Ini sebabnya kenapa Prancis dibilang negara romantis.
Lalu kenapa bisa sampai di Indonesia? Namanya juga dunia, apasih yang gak bisa
dicari selama berhubungan dengan manusia dan yang ada di dunia? Kita kan bisa
dengan mudah mengetahui banyak budaya asing. Bahkan yang parahnya kalau kita
mudah mengadopsi budaya asing seperti pacaran ini.
Kenapa
sih kok orang-orang bisa pacaran? Kalo ada pertanyaan begitu, pasti dijawabnya
dengan semboyan “Dari mata, turun ke hati”. Ya, apa itu? Jawabannya adalah
CINTA. Karena kalau tidak ada cinta, orang-orang tidak mungkin pacaran, yang
ada malah saling tawuran.
Tapi
yang perlu kita ketahui, pacaran itu bukanlah realisasi cinta, melainkan
realisasi nafsu. Kan sudah disebutkan di postingan sebelumnya kalau cinta itu
tak perlu dekat dan lekat. Jika pacaran sudah merujuk ke dekat dan lekat, maka
itu hukumnya tidak boleh. Sudah tahu tidak diperbolehkan, tapi masih saja
dilakoni. Bukankah itu egois? Allah saja sudah berfirman dalam surat Al-Isra
ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati
zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk”.
Mengapa
pacaran dibilang sebagai realisasi nafsu? Karena aktivitas pacaran memang tidak
wajar menurut Islam. Dengan berpegangan tangannya, berpelukannya,
berboncengannya, sampai pada sesuatu yang bertanda kutipnya. Dosa sangat itu
buuu..
Walau
mungkin tidak semua yang berpacaran itu macam begitu, tapi perlu diingat bahwa
pacaran adalah awal dari banyaknya kasus zina. Meskipun bentuknya pacaran
sehat, pacaran islami, dan model-model pacaran lainnya. Tetap aja itu hanya
label. Tidak ada kata pacaran dalam Islam, Sob.
Pacaran
itu tidak haram, tapi juga tidak halal. Terus apa? Ya pacaran itu bid’ah. Tahu
kan bid’ah? Itu lho sesuatu yang diada-adakan. Dan sudah jelas bahwa hukum dari
sesuatu yang bid’ah itu tidak boleh dan sangat tidak dianjurkan. Berarti?
Pacaran itu tidak boleh guys.
Lalu
kalau ada kasus pacaran islami yang berpacaran hanya untuk mengajak shalat
tahajud bareng, ngaji bareng, shalat bareng karena imamnya si dia, dakwah
bareng, dan segala bareng dalam beribadah gimana? Ane suka pengin ketawa
mendengar kasus begituan. Kalau kita teliti lagi, tujuan dari ibadah yang
mereka lakukan adalah ingin bersama-sama dengan si pacar dan ingin dicap
shaleh/shalehah sama pacarnya. Right? Mungkin kalau mereka udah putus, semangat
ibadahnya bisa saja berkurang karena gak bareng si pacar lagi. Kekanak-kanakkan
banget kan.
Ane juga yakin, teman-teman pasti pada tahu kalau pacaran itu tidak ada dalam
Islam. Terus kenapa mengada-ngadakan pacaran islami? Itu sama aja seperti ingin
mewujudkan keinginan yang terlarang dengan mengatas namakan Islam. Sekali lagi,
pacaran dalam Islam itu gak ada woooy, gak adaaa. Tapi kan namanya juga
manusia, ada yang otaknya nyambung, ada juga yang uratnya mengkol. Yang
nyambung pasti sadar dan bertobat. Lah yang uratnya mengkol? Mencari jalur biar
bisa pacarannya juga mengkol, salah satunya dengan mengadakan pacaran sehat,
islami, dan lain sebagainya.
Orang-orang
yang berpacaran kebanyakan punya rasa takut kalau pasangannya keburu direbut
orang. Hei, jodoh itu di tangan Allah. Segala bentuk rizki, entah itu uang,
jodoh, nikmat, harta, nasib, semuanya ditentukan oleh Allah. Jangan takut
keduluan sama orang lain, broo. Allah sudah menyediakan jodoh terbaik dan yang
baik untuk kita kelak. Ingat, pacarmu bukanlah yang terbaik untukmu. Yang terbaik
hanyalah dia yang Allah ciptakan
untukmu. Jodoh itu tak akan lari. Gak kayak pacar yang hobinya kaclep dan bikin
kesel, right?
Tak
perlu pacaran kalau teman-teman di sini menginginkan si dia. Masih ada doa yang
bisa kita panjatkan. Doa lebih mulia daripada pacaran. Doa bisa lebih cepat
sampai, sedangkan pacaran? Yang ada malah nambah dosa. Coba berdoa biar suatu
saat rasa cinta yang kamu pendam untuk dia bisa terealisasikan di waktu yang
tepat, di tempat yang tepat, dan di saat yang tepat.
Tapii
jangan samakan pacaran dengan ta’aruf. Saat ada kakak mahasiswa yang mengajar
di kelas ane untuk tugas menerangkan mata pelajaran agama, ia bilang bahwa
pacaran dan ta’aruf itu sama. Yang beda hanya aktivitasnya. Menurut ane ini
adalah pemikiran yang salah. Ta’aruf hanya sesi perkenalan sebelum melamar. Dan
yang perlu diketahui dalam ta’aruf hanyalah latar belakangnya, imannya, dan
hartanya. Cukup, tak usah berlebihan kenalnya. Kan kalau sudah menikah nanti
tahu sendiri.
Kenapa
sih kebelet banget? Sampai-sampai rasanya menjomblo itu selalu galau. Please ya, zaman udah jauh gini kok
masih galau mikirin status? Jomblo itu lebih terhormat daripada mereka yang
saling bersentuhan tanpa ikatan. Jangan takut kehabisan, manusia di dunia ini
banyak lho. Bukan cuma dia yang dicinta aja. Bisa jadi orang yang kamu cinta
sekarang, nantinya menjadi orang yang paling kamu benci.
Sudahlah,
ada Allah Sang Penentu segalanya. Dia yang berhak mengatur kita sebagai
umatNya. Cintailah Allah. Jangan cinta sama ciptaanNya aja. Pacaran sama Allah
kok susah, tapi pacaran sama manusia sampe maunya pholephel (diambil dari kamus
alay yang aslinya Forever). Forever dari mana, gan? Umur aja belon
tau abisnya kapan, belaga deh pake bilang begitu.
Pacaran
bukanlah jalan terbaik mengikat jodoh. Karena pacar belum tentu adalah jodoh
kita. Jodoh tak perlu dicari, hanya perlu dijemput aja. Kalau memang sudah ada
rasa cinta dan mampu menjemput jodoh yang telah Allah beri, silahkan datangi
orang tuanya, pinta ia secara baik, dan nikahilah. Tetapi jika rasa cinta sudah
tumbuh di saat diri belum ada kesiapan menikahi, ya sabar dulu. Berdoa saja
supaya Allah memberi umur, rizki, dan nasib yang baik untukmu. Bukan memaksakan
kehendak dengan pacaran yang tidak tentu arah. Karena Allah sudah berfirman
dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi : “Dan
di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikanNya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Jangan
takut kehabisan jodoh. Setiap manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan sama
Allah, seperti yang telah disebutkan dalam surat Adz-Dzariat ayat 49 : “Dan segala sesuatu kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.
Ingat
sob, pacaran itu belum tentu jodoh. Dan jodoh belum tentu pacar kita. Jangan
mau diajak pacaran. Bukankah sobat semua pingin jodohnya orang baik? Ya kalau
orang yang ngajak pacaran berarti dia gak baik. Kok mau sih sama yang udah
pasti menjerumuskan kita dalam api neraka?
Ada
juga yang berdalih bahwa “pacaran itu kan indah?”. Aduuh teman-temanku yang
dirahmati Allah, jangan tertipu dengan fatamorgana dunia deh. Segala sesuatu yang
indah di dunia belum tentu indah di akhirat. Catet! Lagian buat apa
melakoni hal yang nantinya bisa buat
kita sakit hati? Nah, kan kalau pacaran kebanyakannya berakhir dengan kata
P-U-TU-S. Jleb rasanya kalau udah denger itu hahaha. Akhirnya apa? Susah move
on hadir di mana-manaaaa. Bencana “Ngarep mantan” melanda para remaja. Padahal
untuk apa sih memikirkan hal-hal yang gak jelas bingit kek gitu? Tuh isi
Al-Quran belum kebahas. Mending fikirin diri sobat dulu deh daripada mikirin
orang lain sampai nangis atau lupa makan. Belum tentu orang yang ditangisin itu
juga nangis mikirin kita.
Coba,
lebih indah mana antara jatuh cinta lalu pacaran dengan jatuh cinta tanpa
pacaran? Kalau jatuh cinta lalu pacaran, endingnya belum tentu indah. Malah
kemungkinan besar endingnya jelek, nyakitin, dan gak ada manfaatnya. Kalau
jatuh cinta tanpa pacaran, endingnya kemungkinan besar akan bahagia. Apalagi
kalau memang doa-doa yang kita panjatkan itu tersalur dan didengar oleh Allah
SWT, aduuh romantis deh ah. Tapi kalau pun tidak bahagia, minimal tidak ada
rasa se-sakit diputusin sama pacar. Tuh. Selain tidak menimbulkan dosa, jatuh
cinta tanpa pacaran juga tidak menimbulkan akhir yang terlalu nyelekit.
Tapi
gimana jika ada kasus macam mencintai seseorang yang akhirnya pacaran dengan
sahabat kita? Atau bahkan dia jadian sama orang yang kita benci? Kebanyakan
orang sih bilang itu adalah kesakitan yang paling sakit bingit. Alah alay!
Harusnya sobat semua bisa berfikir realistis dong. Sobat wajib bersyukur kalau
akhirnya orang yang sobat cinta itu pacaran sama orang lain. Oh berarti dia
bukan laki-laki atau perempuan yang imannya utuh. Kalau memang orang itu
beriman utuh, dia tidak mungkin pacaran. Dan dari situ sobat bisa lihat, dia
bukan orang yang tepat.
Di
dunia ini sudah banyak banget orang berpacaran. Malah sudah tak terhitung
jumlahnya. Kita sebagai Muslim harus apa? Banyak berdoa dan tingkatkan keimanan
kita aja. Karena zaman memang tengah melaju ke arah gelombang tsunami yang siap
menghancurkan setiap apapun yang dilaluinya.
Jadilah
remaja yang aktif dalam semua kegiatan positif. Bukan aktif dalam bidang
pacaran. Malu-maluin islam saja. Memangnya yang pacaran gak malu berdua-duaan
di halte? Atau pelukan malem-malem di pinggir sawah? Kasian tuh orang tuanya
maluu nanti kalau tahu kelakuan anaknya begitu. Dan yang paling utama adalah
malu sama Allah. Allah melihat setiap apa yang kita perbuat, guys.
Yaa
mungkin sekian dulu postingan tentang pacaran ini. Semoga bisa jadi bermanfaat
bagi teman-teman semua :)
0 komentar:
Posting Komentar