::-webkit-scrollbar { height:12px; width: 12px; background: #66ccFF; } ::-webkit-scrollbar-thumb { background-color: #FFcc66; -moz-border-radius: 10px; border-radius: 10px; }
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tujuan Hidup Adalah Ibadah

Ya, Assalamualaikum.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatNya pada umat manusia.
Kali ini, ane posting tentang tujuan hidup manusia.  Mengapa dibahas? Karena penting bagi kita tahu apa tujuan hidup yang sebenarnya itu. Tidak hanya sekedar diciptakan lalu hidup, tapi kita punya kewajiban-kewajiban dalam kehidupan.
Hidup adalah sarana mencari bekal di akhirat nanti, guys. Lalu apa sih tujuan hidup kita sebagai manusia?
Allah SWT sudah berfirman dalam surat Adz-Zariat ayat 56 yang artinya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepadaKu”
Nah, jadi sudah jelas kan kalau tujuan semua makhluk di Bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Kenapa sih, kita harus punya tujuan? Karena manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, yang disertakan akal dan fisiknya yang sempurna pula. Agar manusia percaya diri dalam menjalani atau menyikapi kehidupan, manusia butuh tujuan. Tujuan juga sebagai pegangan hidup kita.
Jadi kalau sudah begitu, segala aktivitas kita harus dilandasi dengan niat ibadah. Tentu saja kegiatannya harus yang positif kayak pergi ke sekolah karena Allah, menuntut ilmu di manapun karena Allah, atau bekerja karena Allah. Jangan pergi karokean karena Allah, itu buahayaaa bro. Bukan pahala, yang ada malah jadi celaka.
Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah, maka sebaiknya kita gunakan waktu kita di dunia ini untuk beribadah kepada Allah semata. Kenapa? Agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Jangan tunggu sampai nanti. Jangan mentang-mentang masih muda. Kita kan gak tahu umur kita sampai kapan habisnya. Yang meninggal muda aja banyak. Jadi jangan tunggu sampai nanti.
Bentuk ibadah itu ada dua. Yang pertama adalah ibadah Mahdah, dan yang kedua adalah ibadah Gaira Mahdah. Apasih? Ibadah Mahdah adalah ibadah yang hubungannya antara Allah dan manusia. Contohnya seperti shalat, berdoa, haji, dan puasa. Kalau ibadah Gaira Mahdah adalah ibadah yang hubungannya antara manusia dengan manusia. Contohnya seperti muamalat dan persaksian. Nah, tujuan dari ibadah mahdah adalah untuk menambah keislaman, keimanan, dan keselamatan kita di akhirat yang secara langsung menghubungkan kita dengan Allah SWT. Sedangkan ibadah gaira mahdah adalah untuk memperoleh kesejahteraan atau pun keselamatan di dunia dengan tetap berpegang teguh pada Allah walau caranya tidak langsung terhubung dengan Allah, melainkan lewat sesama manusia.
Sobat, karena tujuan kita diciptakan adalah beribadah pada Allah, tidak baik kalau kita gunakan hidup ini sebagai sarana berhura-hura. Hidup ini singkat, sesingkat merambatnya cahaya. Bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi satu menit kemudian. Hidup penuh misteri, sob. Maka dari itu penting untuk kita mengetahui tujuan kita sendiri.
Lah, itu kan buat muslim. Kalau yang nonmuslim itu tujuannya apa?
Coba lihat lagi surat Adz-Zariyat ayat 56 di atas. Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepadanya. Sekarang, yang disebut nonmuslim apakah itu bukan manusia? Manusia kan? Allah memerintahkan seluruh jin dan manusia untuk beribadah tanpa kecuali. Lalu mengapa umat nonmuslin tidak tahu?
Jika kita lirik lagi sejarah beberapa abad ke belakang, orang yahudi mengetahui apa tujuan mereka semua diciptakan. Dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan bahwa mereka mengetahui bahkan mengiyakan. Hanya saja mereka adalah orang yahudi yang benar-benar jahil (bodoh) yang menyembunyikan kebenaran dan menggantikannya dengan kepercayaan mereka. Gak percaya? Lihat nih surat Al-Baqarah ayat 39 yang artinya :
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami , mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya”.
Dan surat Al-Baqarah ayat 63-64 yang artinya :
Dan (ingatkah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (sinai) di atasmu (seraya berfirman); Pegang teguhlah kepada apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertaqwa. Kemudian setelah itu kamu berpaling. Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu, pasti kamu termasuk orang-orang yang rugi”.
Dengan berdustanya kaum Bani Israil, mereka telah menciptakan generasi-generasi yang bahkan mempercayai tipu dayanya. Mereka sudah mengubah susunan dan persepsi Islam yang hingga saat ini mereka gunakan. Astaghfirullah..
Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka Kami Turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu, karena mereka selalu berbuat fasik” (Q.S Al-Baqarah : 59)
Alhamdulillah kita sudah terlahir dalam keadaan Islam dan semoga saja tujuan kita juga sesuai dengan apa yang telah Islam katakan.
Jika umat nonmuslim itu terlahir dengan status yahudi karena keturunan, maka sungguh yang berdosa adalah golongan tertuanya beserta dirinya sendiri. Lho, kok beserta dirinya sendiri? Ya. Karena setelah usianya menginjak dewasa, ia tidak mencari dan mengkaji mana yang seharusnya ia anut. Bukankah setelah dewasa berarti ia sudah mulai bisa membedakan yang benar dan salah? Untuk apa dong diciptakan ilmu? Untuk apa diciptakan teknologi kalau sampai saat ini masih belum mengerti mana pegangan hidup yang sebenarnya paling benar.
Sekali lagi, dunia bukan tempat untuk ajang pamer harta, kekuasaan, atau sarana hura-hura. Gunakan dunia sebagai sarana beribadah. Karena memang itulah fungsi dunia yang sesungguhnya. Ibarat sebuah toilet yang digunakan untuk bernyanyi. Salah tempat, kan? Dimana-mana, toilet itu tempat mandi, mencuci, dan buang hadas. Bukan untuk bernyanyi. Begitu pula dunia. Bukan tempat untuk berhura-hura. Jangan salah gunakan dunia, guys.
Jika memang dunia ini sudah tidak berbatas, artinya tidak ada batas lagi antara benar dan salah, kuatkan terus iman kita. Terus pegang tujuan kita untuk beribadah agar kita tetap selamat dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat, aamin ^^

Wassalamualaikum :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apakah Boleh Berpacaran?

Assalamualaikum.
Alhamdulillah masih bisa posting lagi nih pada kesempatan kali ini berkat Allah yang Maha Kuasa yang melimpahkan nikmatNya.
Nah lho, gimana setelah baca judul di atas? Apakah boleh berpacaran? Baik, kita mulai postingan ini dari akarnya yaa.
Pacaran adalah suatu fenomema sosial yang paling sering dibicarakan. Apalagi di kalangan remaja, udah booming banget kali. Tapi ternyata bukan hanya di kalangan remaja aja. Ternyata anak kecil seumuran SD aja udah ada yang berani pacaran. Waduuh, lulus aja masih lama banget, kerjaan gak ada, mau ngasih jajan pacarnya dari sopooo? Aneh dunia ini.
Apa sih itu pacaran? Alaah, jangan sok polos deh. Semua orang pasti tahu apa itu pacaran. Kalau ane tanya teman-teman di sekolah, jawabannya beragam. Tapi kalau disimpulkan, yang paling banyak adalah begini “Pacaran itu suatu hubungan yang mengikat antara dua orang berlawanan jenis yang saling memiliki perasaan cinta, di mana perasaan itu saling berbalas” ciee hahaha ane jadi pengin ketawa dengernya.
Sebenarnya pacaran itu bukan berasal dari Indonesia Negeri Kita Tercinta ini. Tapi asal muasalnya dari Prancis. Ini sebabnya kenapa Prancis dibilang negara romantis. Lalu kenapa bisa sampai di Indonesia? Namanya juga dunia, apasih yang gak bisa dicari selama berhubungan dengan manusia dan yang ada di dunia? Kita kan bisa dengan mudah mengetahui banyak budaya asing. Bahkan yang parahnya kalau kita mudah mengadopsi budaya asing seperti pacaran ini.
Kenapa sih kok orang-orang bisa pacaran? Kalo ada pertanyaan begitu, pasti dijawabnya dengan semboyan “Dari mata, turun ke hati”. Ya, apa itu? Jawabannya adalah CINTA. Karena kalau tidak ada cinta, orang-orang tidak mungkin pacaran, yang ada malah saling tawuran.
Tapi yang perlu kita ketahui, pacaran itu bukanlah realisasi cinta, melainkan realisasi nafsu. Kan sudah disebutkan di postingan sebelumnya kalau cinta itu tak perlu dekat dan lekat. Jika pacaran sudah merujuk ke dekat dan lekat, maka itu hukumnya tidak boleh. Sudah tahu tidak diperbolehkan, tapi masih saja dilakoni. Bukankah itu egois? Allah saja sudah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Mengapa pacaran dibilang sebagai realisasi nafsu? Karena aktivitas pacaran memang tidak wajar menurut Islam. Dengan berpegangan tangannya, berpelukannya, berboncengannya, sampai pada sesuatu yang bertanda kutipnya. Dosa sangat itu buuu..
Walau mungkin tidak semua yang berpacaran itu macam begitu, tapi perlu diingat bahwa pacaran adalah awal dari banyaknya kasus zina. Meskipun bentuknya pacaran sehat, pacaran islami, dan model-model pacaran lainnya. Tetap aja itu hanya label. Tidak ada kata pacaran dalam Islam, Sob.
Pacaran itu tidak haram, tapi juga tidak halal. Terus apa? Ya pacaran itu bid’ah. Tahu kan bid’ah? Itu lho sesuatu yang diada-adakan. Dan sudah jelas bahwa hukum dari sesuatu yang bid’ah itu tidak boleh dan sangat tidak dianjurkan. Berarti? Pacaran itu tidak boleh guys.
Lalu kalau ada kasus pacaran islami yang berpacaran hanya untuk mengajak shalat tahajud bareng, ngaji bareng, shalat bareng karena imamnya si dia, dakwah bareng, dan segala bareng dalam beribadah gimana? Ane suka pengin ketawa mendengar kasus begituan. Kalau kita teliti lagi, tujuan dari ibadah yang mereka lakukan adalah ingin bersama-sama dengan si pacar dan ingin dicap shaleh/shalehah sama pacarnya. Right? Mungkin kalau mereka udah putus, semangat ibadahnya bisa saja berkurang karena gak bareng si pacar lagi. Kekanak-kanakkan banget kan.
Ane juga yakin, teman-teman pasti pada tahu kalau pacaran itu tidak ada dalam Islam. Terus kenapa mengada-ngadakan pacaran islami? Itu sama aja seperti ingin mewujudkan keinginan yang terlarang dengan mengatas namakan Islam. Sekali lagi, pacaran dalam Islam itu gak ada woooy, gak adaaa. Tapi kan namanya juga manusia, ada yang otaknya nyambung, ada juga yang uratnya mengkol. Yang nyambung pasti sadar dan bertobat. Lah yang uratnya mengkol? Mencari jalur biar bisa pacarannya juga mengkol, salah satunya dengan mengadakan pacaran sehat, islami, dan lain sebagainya.
Orang-orang yang berpacaran kebanyakan punya rasa takut kalau pasangannya keburu direbut orang. Hei, jodoh itu di tangan Allah. Segala bentuk rizki, entah itu uang, jodoh, nikmat, harta, nasib, semuanya ditentukan oleh Allah. Jangan takut keduluan sama orang lain, broo. Allah sudah menyediakan jodoh terbaik dan yang baik untuk kita kelak. Ingat, pacarmu bukanlah yang terbaik untukmu. Yang terbaik hanyalah dia yang  Allah ciptakan untukmu. Jodoh itu tak akan lari. Gak kayak pacar yang hobinya kaclep dan bikin kesel, right?
Tak perlu pacaran kalau teman-teman di sini menginginkan si dia. Masih ada doa yang bisa kita panjatkan. Doa lebih mulia daripada pacaran. Doa bisa lebih cepat sampai, sedangkan pacaran? Yang ada malah nambah dosa. Coba berdoa biar suatu saat rasa cinta yang kamu pendam untuk dia bisa terealisasikan di waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dan di saat yang tepat.
Tapii jangan samakan pacaran dengan ta’aruf. Saat ada kakak mahasiswa yang mengajar di kelas ane untuk tugas menerangkan mata pelajaran agama, ia bilang bahwa pacaran dan ta’aruf itu sama. Yang beda hanya aktivitasnya. Menurut ane ini adalah pemikiran yang salah. Ta’aruf hanya sesi perkenalan sebelum melamar. Dan yang perlu diketahui dalam ta’aruf hanyalah latar belakangnya, imannya, dan hartanya. Cukup, tak usah berlebihan kenalnya. Kan kalau sudah menikah nanti tahu sendiri.
Kenapa sih kebelet banget? Sampai-sampai rasanya menjomblo itu selalu galau. Please ya, zaman udah jauh gini kok masih galau mikirin status? Jomblo itu lebih terhormat daripada mereka yang saling bersentuhan tanpa ikatan. Jangan takut kehabisan, manusia di dunia ini banyak lho. Bukan cuma dia yang dicinta aja. Bisa jadi orang yang kamu cinta sekarang, nantinya menjadi orang yang paling kamu benci.
Sudahlah, ada Allah Sang Penentu segalanya. Dia yang berhak mengatur kita sebagai umatNya. Cintailah Allah. Jangan cinta sama ciptaanNya aja. Pacaran sama Allah kok susah, tapi pacaran sama manusia sampe maunya pholephel (diambil dari kamus alay yang aslinya Forever). Forever dari mana, gan? Umur aja belon tau abisnya kapan, belaga deh pake bilang begitu.
Pacaran bukanlah jalan terbaik mengikat jodoh. Karena pacar belum tentu adalah jodoh kita. Jodoh tak perlu dicari, hanya perlu dijemput aja. Kalau memang sudah ada rasa cinta dan mampu menjemput jodoh yang telah Allah beri, silahkan datangi orang tuanya, pinta ia secara baik, dan nikahilah. Tetapi jika rasa cinta sudah tumbuh di saat diri belum ada kesiapan menikahi, ya sabar dulu. Berdoa saja supaya Allah memberi umur, rizki, dan nasib yang baik untukmu. Bukan memaksakan kehendak dengan pacaran yang tidak tentu arah. Karena Allah sudah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Jangan takut kehabisan jodoh. Setiap manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan sama Allah, seperti yang telah disebutkan dalam surat Adz-Dzariat ayat 49 : “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.
Ingat sob, pacaran itu belum tentu jodoh. Dan jodoh belum tentu pacar kita. Jangan mau diajak pacaran. Bukankah sobat semua pingin jodohnya orang baik? Ya kalau orang yang ngajak pacaran berarti dia gak baik. Kok mau sih sama yang udah pasti menjerumuskan kita dalam api neraka?
Ada juga yang berdalih bahwa “pacaran itu kan indah?”. Aduuh teman-temanku yang dirahmati Allah, jangan tertipu dengan fatamorgana dunia deh. Segala sesuatu yang indah di dunia belum tentu indah di akhirat. Catet! Lagian buat apa melakoni  hal yang nantinya bisa buat kita sakit hati? Nah, kan kalau pacaran kebanyakannya berakhir dengan kata P-U-TU-S. Jleb rasanya kalau udah denger itu hahaha. Akhirnya apa? Susah move on hadir di mana-manaaaa. Bencana “Ngarep mantan” melanda para remaja. Padahal untuk apa sih memikirkan hal-hal yang gak jelas bingit kek gitu? Tuh isi Al-Quran belum kebahas. Mending fikirin diri sobat dulu deh daripada mikirin orang lain sampai nangis atau lupa makan. Belum tentu orang yang ditangisin itu juga nangis mikirin kita.
Coba, lebih indah mana antara jatuh cinta lalu pacaran dengan jatuh cinta tanpa pacaran? Kalau jatuh cinta lalu pacaran, endingnya belum tentu indah. Malah kemungkinan besar endingnya jelek, nyakitin, dan gak ada manfaatnya. Kalau jatuh cinta tanpa pacaran, endingnya kemungkinan besar akan bahagia. Apalagi kalau memang doa-doa yang kita panjatkan itu tersalur dan didengar oleh Allah SWT, aduuh romantis deh ah. Tapi kalau pun tidak bahagia, minimal tidak ada rasa se-sakit diputusin sama pacar. Tuh. Selain tidak menimbulkan dosa, jatuh cinta tanpa pacaran juga tidak menimbulkan akhir yang terlalu nyelekit.
Tapi gimana jika ada kasus macam mencintai seseorang yang akhirnya pacaran dengan sahabat kita? Atau bahkan dia jadian sama orang yang kita benci? Kebanyakan orang sih bilang itu adalah kesakitan yang paling sakit bingit. Alah alay! Harusnya sobat semua bisa berfikir realistis dong. Sobat wajib bersyukur kalau akhirnya orang yang sobat cinta itu pacaran sama orang lain. Oh berarti dia bukan laki-laki atau perempuan yang imannya utuh. Kalau memang orang itu beriman utuh, dia tidak mungkin pacaran. Dan dari situ sobat bisa lihat, dia bukan orang yang tepat.
Di dunia ini sudah banyak banget orang berpacaran. Malah sudah tak terhitung jumlahnya. Kita sebagai Muslim harus apa? Banyak berdoa dan tingkatkan keimanan kita aja. Karena zaman memang tengah melaju ke arah gelombang tsunami yang siap menghancurkan setiap apapun yang dilaluinya.
Jadilah remaja yang aktif dalam semua kegiatan positif. Bukan aktif dalam bidang pacaran. Malu-maluin islam saja. Memangnya yang pacaran gak malu berdua-duaan di halte? Atau pelukan malem-malem di pinggir sawah? Kasian tuh orang tuanya maluu nanti kalau tahu kelakuan anaknya begitu. Dan yang paling utama adalah malu sama Allah. Allah melihat setiap apa yang kita perbuat, guys.

Yaa mungkin sekian dulu postingan tentang pacaran ini. Semoga bisa jadi bermanfaat bagi teman-teman semua :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bagaimana dengan Cinta Islam dan Sesama Manusia?

Assalamualaikum para sahabat blogkuuh, semoga antum semua selalu berada dalam keadaan sehat wal’afiat, Aamin.
Nah, setelah kemarin-kemarin ane posting tentang pandangan Islam terhadap Valentine Day, sekarang ane akan membahas tentang C – I – N – T – A alias CINTA. Ya, cinta yang sekarang lagi marak binggow di kalangan remaja. Eh, tapi ternyata di zaman sekarang ini cinta juga sudah mulai dirasakan oleh para anak SD dan TK sekali pun. Noh, terkenal banget kan, cinta ada di mana-mana.
Apa sih definisi cinta? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta itu adalah kasih, sayang, belas. Tapi apa iya kalau cinta hanya sebatas mengasihi dan menyayangi? Yang tambah bingung, kok artinya “belas”? Bukankah kata “belas” itu lebih cocok disambungkan dengan belas kasihan, ya? Ini baru definisi cinta menurut negeri kita yang tercinta ini. Tapi bagaimana dengan Islam?
Jadi begini sob, menurut Ibnu Qayyim, cinta itu sulit didefinisikan. Kalau kita mencoba untuk mendefinisikan cinta, maka yang kita definisikan itu semakin kabur dan tidak jelas. Jadi, definisi dari cinta adalah cinta itu sendiri. Tuh, masih mau bilang kalau cinta adalah saling mencintai antara dua orang? Atau saling menyayangi antara orang tua dan anak? Itu salah guys. Karena cakupan cinta itu begitu luas. Gak cuma antara dua orang atau orang tua dan anak. Saking luasnya, cinta jadi gak bisa didefinisikan.
Cinta dalam Islam itu ada empat. Itu lho, yang sering kita sebut dengan cinta segiempatnya Islam. Di antaranya adalah :
  1. Cinta Ibadah, yaitu cinta yang paling mulia. Cinta ibadah ini hanya terjadi pada manusia yang mencintai Allah SWT dan Rasul-rasulNya. Kalau kita sudah merasakan adanya cinta ibadah dalam tubuh kita, maka pahala yang berlipat ganda itu akan kita dapatkan. Sudahkan sobat semua punya rasa cinta ibadah? Jangan mengaku cinta sama Allah dan Rasul kalau belum menunaikan perintahNya. Ingat teman, dalam sebuah hadits riwayat Bukhari sudah dijelaskan bahwa Allah berkata : “Jika hambaKu mendekat kepadaKu satu jengkal, maka Aku akan mendektinya satu hasta. Jika ia mendekat kepadaKu satu hasta, maka Aku akan mendekatinya satu depa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari” Subhanallah. Ayoo Tuhan kita baik banget yaa.. Gak akan ada lho manusia yang begitu.
  2. Cinta tabiat, yaitu cinta kepada keluarga, anak, diri, harta dan segalanya yang masih diperbolehkan.
  3. Cinta syirik, yaitu cinta kepada Allah dan kepada selainNya. Ini perlu ditekankan, jangan samakan Allah dengan apapun. Jangan samakan cinta kepada Allah dengan cinta pada sesuatu di dunia. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 165 : “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan bagi Allah. Mereka mencintainya seperti mereka mencintai Allah..”. Intinya, kita gak boleh memiliki rasa cinta pada sesuatu dengan berlebihan kecuali pada Allah SWT.
  4. Cinta maksiat, yaitu cinta yang menyebabkan kita menjalankan apa yang diharamkan oleh Allah. Dan sungguh, cinta semacam inilah yang kebanyakan ada pada hati manusia. Astaghfirullah.. Kenapa manusia kebanyakan punya hati yang komposisinya haram? Kenapaa?? Kenapaaaa???

Lalu bagaimana dengan nasib cinta-mencintainya sesama manusia? Apakah itu haram? Apakah itu dosa?
Begini, cinta-mencintai sesama manusia termasuk dalam golongan cinta tabiat. Tetapi ane juga mengerti, kalau cinta-mencintainya anak muda pasti lebih dari apa yang sudah dipaparkan di atas. Ya, contohnya seperti yang merujuk pada pacaran, TTM-an, adik-kakak-an, kucing-kucingan.. *eh* kalau masalah pacaran, semoga kita bisa membahasnya di postingan lain yaa. Sekarang kita bahas masalah Si Marmut Merah Jambu itu dulu.
Begini, cinta adalah fitrah yang diberikan oleh Allah SWT kepada hati setiap manusia agar kehidupan manusia bisa tenang, tentram, indah, dan penuh kerukunan. Apabila tidak ada cinta, tidak akan ada pasangan suami-istri yang nantinya akan menghasilkan keturunan-keturunan manusia, tidak akan ada kedamaian, kerusuhan terjadi di mana-mana, bahkan mungkin bayi-bayi sudah banyak di tong sampah karena tiadanya rasa cinta dari sang ibu.
Subhanallah.. Begitu Maha Sempurnanya Allah menciptakan rasa cinta meski tidak tersurat. Meski tidak terlihat, namun berkat rasa cintalah keindahan terus bermunculan. Indahnya dunia karena rasa cinta manusia pada alam, indahnya beribadah karena manusia cinta pada Tuhannya, indah dipandangnya sebuah keluarga karena ada saling cintanya satu sama lain, dan masih banyak lagi.
Cinta itu fitrah? Ya, cinta adalah fitrah. Berarti tidak haram dong? Ya, cinta sama sekali tidak haram. Manusia yang memiliki rasa cinta, tidak berarti ia menyimpan sesuatu yang haram. Jadi, para teman-teman tidak berdosa jika menyimpan rasa cinta pada seseorang sekali pun. Hanya saja jangan diteruskan! Maksudnya, jangan diteruskan dengan menyalurkan rasa cinta itu jika belum siap menikah. Apalagi jika yang menyalurkannya seorang perempuan. Haduh sudahlah gawat. Mau dikemanakan harga dirinyaaa?
Ane pernah membaca buku yang di dalamnya tercantum bahwa laki-laki yang berkodrat menyatakan cinta dan mencari jodohnya. Bukan malah sebaliknya, wanita yang malah menyatakan cinta dan mencari jodohnya. Astaghfirullah.. Kalau begitu jadinya, dekatlah sudah hari kiamat. Tapi di zaman sekarang ini bagaimana? Diih, banyak bertobat deh ah.
Kembali ke cinta, cinta memang tidak diharamkan jika masih berbentuk perasaan. Karena di mahsyar nanti, yang dihisab adalah perlakuan dan amalan kita, bukan perasaan kita. Lalu bagaimana dengan cintanya ibu-bapak yang sudah berbentuk perlakuan? Itu tidak diharamkan, Sob. Kan hukumnya juga udah jelas halal lal lal jika sudah sah dengan kesaksian orang banyak di hadapan penghulu *ciee*
Kalau memang cinta dihalalkan, mengapa tidak boleh pacaran? Lagi-lagi buanyak binggow yang bertanya gitu. Cinta dan pacaran memang gak jauh. Begini lho teman-teman yang dirahmati Allah, sejak dulu cinta tidak mengharuskan dekat dan lekat. Justru jika mereka dekat, mereka akan semakin hancur dan lebur. Jika cinta adalah matahari, maka semakin kita dekat dengannya, semakin terbakar tubuh kita, dan semakin terbakar tubuh kita, semakin menjalar pula panas yang keluar dari dalamnya. Cukuplah simpan dalam hati dan salurkannya hanya dengan doa saja. InsyaAllah jika Allah mengabulkan, kita akan bersama dengan orang yang kita sebut dalam doa *ehem eheem, keselek kulit duren*. Cinta menjadi demikian indah justru ketika dua hati terpisah. Kita tak akan menyangka bahwa nantinya dipersatukan.
Masalah cinta pada manusia memang sensitif. Sekalinya digubris sedikit, pasti terdengar seru, apalagi kalau dibicarakan dengan teman-teman yang sedang merasakan cinta.
Tapi cinta juga tak perlu berlebihan. Kenapa? Karena bisa merusak. Merusak fikiran, merusak rencana, merusak iman, dan banyak merusak. Ingat kata Patrick bahwa pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat.
Nah, sekian dulu dari ane. Semoga bermanfaat yaa, Aamin ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamualaikum ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS